pertemuan kita cuma tiga kali

Jasad kita terlalu jauh, seperti jarak, masa dan hati juga. Entah berapa kali sudah aku beritahu pada diri, untuk berhenti ingatkan kau, namun "hadir" kau, datang juga. Kita bertemu rasanya cuma tiga kali, setakat ini. Yang pertama, waktu kau dan aku masih terlalu kecil dan tidak mengenal. Tapi cukup jelas, dapat kau aku gamabrkan walau dalam kesamaran memori yang tak pernah pun ada watak kita interaksi, tak pernah langsung. Cuma dalamnya, aku dapat mengingat, kau dalam seragam sekolah rona putih dan biru tua. Matamu yang layu menyapa adik perempuanmu. Sama ada latar tempat itu ialah pondok sekolah atau dalam kelas, aku tak dapat ingat dengan baik.

Pertemuan kita yang kedua ialah di jeti kapal. Aku resah dan teruja menunggu kau hadir, kau berusaha untuk kelihatan "terbaik" dan keputusannya, kau lambat. Terlalu lambat hingga aku hampir pulang. Aku masih ingat haruman kau, pandangan layu kau dan suara kau yang lembut mengatakan "minta maaf, saya lewat". Aku menangis di pertemuan ini, dan aku menangis dengan lebih lagi untuk hari-hari seterusnya. 

Lapangan terbang adalah tempat terakhir aku dan kau bertemu. Saat ini, aku sudah mulai putus asa atas segalanya. Tapi hingga kini, aku masih menyebut nama kau, aku tak pernah meninggalkan perasaan itu barangkali, untuk itu, aku masih mencari secebis harapan, agar masa lalu bisa kembali, walaupun aku tahu, ia tak kan mampu untuk berlaku. Selamanya, kau akan menjadi seseorang yang aku kenang. Aku tidak berani untuk menyebut nama kau depan Tuhan, untuk memiliki hati kau. Aku cuma dapat doakan kau sejahtera, di kejauhan sana. Jaga diri kau baik-baik, akan kau aku lihat saja dari jauh, wahai sahabat bermata layu.

Comments