Tak ada tajuk sesuai

Telah banyak hal saya lakukan untuk lupakan itu. Hari-hari cerah sebelum, saya dapat singkirkannya dengan baik, apa pun bentuk ia datang, seperti angin saya saya tiupnya dan dengan cepat juga ia hilang. Tapi hari ini, saya sendiri tak tahu bagaimana benteng itu runtuh dan batu bata yang tersusun kukuh mencair kembali menjadi tanah berwarna campuran coklat, merah dan hitam. Saya cuba imbas, apa yang buat ia menyerang tapi saya gagal, ia ibarat saya memanjat sebuah dinding tak berpenghujung yang licin dan tak dapat naik walau selangkah.

Mimpi semalam adalah sesuatu di luar jangkaan. Saya tahu mimpi sebegitu tak datangkan rasa nakal sebab saya adalah seorang perempuan. Tak ada apa discharge waktu saya bangun pagi, cuma ada kekeliruan saja.Tapi saya ingin benar tahu siapa lelaki yang datangi saya dalam mimpi. Dengupan jantungnya waktu saya dekatkan kepala di dadanya masih berdegup hingga kini. Bagaimama bibirnya menyentuh saya tanpa paksaan dan kata-kata, ia bercantum dengan baik dan dilakukan dengan emosi yang tenang, seperti mendengar lagu klasik di ruang tamu pada hari cuti, duduk di kerusi bersilang kaki dan tutup mata nikmati melodi, itulah saya rasa. Tubuhnya sederhana dan tidak terlalu sasa tapi tak juga kurus, saya dapat rangkul keseluruhan tubuhnya sehingga jemari kanan dan kiri bertemu, jadi saya tahu dia tidak besar mana.

Babak matang itu saya tak dapat ingat dengan baik, bagus juga sebab saya sendiri tak mampu nak bayangkan diri dalam keadaan begitu dengan seseorang asing. Entah kenapa wajah yang tak jelas itu rasa macam kenalan yang sudah saya tahu nama nya tapi ada penolakan dan penerimaan tentang siapa watak itu. Tak mengapalah, saya lebih sukakan dia menjadi misteri. Dalam mengingatnya, ada juga bayang hitam tumpang sama. Saya mengeluh panjang di kedai kopi bila ingat wajahnya, terlalu dalam luka ini dan saya perlukan ubat taha  sakit yang lebih kuat untuk hindarinya. Setelah menceritakan hal ini lada diri sendiri, barulah saya rasa lega sedikit, saya masih perlu membayar makanan dan lihat-lihat lokal serta pelancong makan angin tercemar di kota ini.

2.46, Gyuniku Restaurant Central Market

Comments